Selasa, 13 Desember 2016

TEHKNIK ISOLASI MIKROORGANISME

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.

            Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak di inginkan,berdasarkan hal tersebut di atas,maka di lakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik dari isolasi dan inokulasi bakteri..
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik isolasi dan inokulasi.
1.2.Tujuan Isolasi
banyak hal yang menjadi tujuan dari teknik isolasi adalah untuk menumbuhkan mikroorganisme pada cawan petri yang steril.
1.3. Manfaat isolasi
Manfaat di adakannya praktikum ini,yaitu untuk mengetahui tumbuhnya mikroba dengan menggunakan metode tuang.di mana antara sampel dan media di tuang secara merata di dalam cawan yang kemudian di simpan ke dalam oven yang bersuhu 27 derajat Celcius.
1.4. Tujuan Inokulasi
Tujuannya yaitu untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
1.5 Manfaat Inokulasi
Manfaat dari di lakukannya praktikum pengenceran ini,yaitu untuk mengenalkan cara memindah tempatkan tempat pertumbuhan mikroba maupun memperkecil jumlah mikroba yang tumbuh pada suatu tempat ke tempat yang lainnya. 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay, 1998).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme (Lay, 1998).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut di lewatkan saringan melalui suatu jalan agar terkena sinar matahari/ultraviolet(Pelczar, 1986)
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006)
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
.                  Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak (Rohimat, 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 waktu dan tempat
Waktu pelaksanaan praktikum ini,di laksanakan pada hari sabtu tanggal 4 desember 2010,pukul 09.00 wita. Bertempat di laboratorium teknologi pertanian universitas negeri gorontalo.
3.2 alat dan bahan
Alat                                                                
Ø  Tabung reaksi                         
Ø  Cawan petri
Ø  Rak tabung
Ø  Lampu Bunsen
Ø  Lumpang
Ø  Sendok makan
Ø  Erlenmeyer yang berisi media
Ø  Pipet tetes
Ø  Spatula
Ø  Timbangan analitik
Bahan
Ø  Sampel (ikan,daging ayam,roti,roti busuk)
Ø  Kertas quarto
Ø  Kapas
Ø  Label
3.3 Prosedur Kerja
·         Langkah awal yaitu membersikan atau mencuci bersih alat dengan sabun sampai steril  sebelum di gunakan  untuk praktikum
·         Mencuci sampel dengan air hingga bersih
·         Menghaluskan sampel dengan menggunakan lumpang
·         Sampel yang sudah halus,di timbang seberat 2 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
·         Sampel di tuang ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades yang tidak berlabel(tempat sampel)
·         Larutan sampel di tuang kembali pada tiga tabung reaksi  yang sudah di beri label masing-masing satu pipet untuk10-1,10-2,10-3 serta di dekatkan pada lampu bunsen
·         Ke tiga tabung reaksi yang sudah berisi larutan,itu di tuangkan lagi ke cawan petri berdasarkan label yang ada, dan di dekatkan pada lampu Bunsen
·         Mencairkan media NA dan PDA yang sudah membeku untuk proses pengenceran selanjutnya
·         Setelah cair,media kita tuangkan ke tiga cawa petri masin-masing dengan ketebalan 1 ml,dan di biarkan campuran larutan tadi menyatu menjadi agar.
·         Proses selanjutnya yaitu membungkus ke tiga cawa petri dengan menggunakan kertas quarto dan di beri label sesuai dengan nama kelompok masing-masing
·         Ke tiga cawan petri yang sudah di bungkus,di masukkan ke dalam oven dengan suhu 27 derajat celcius untuk proses pertumbuhan mikroorganisme.  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil dan Pembahasan
      Isolasi adalah cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh biakan yang sifatnya murni yang dinamakan biakan murni, sedangkan inokulasi adalah proses memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru.
Isolasi perlu dilakukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme structural termasuk penelahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, merupakan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikrobiologi saja.Metode yang dilakukan pada percobaan kali ini terdiri dari beberapa metode dalam mengisolasi bakteri. Metode tersebut adalah metode sebar, metode tuang dan metode tabur dan metode gores yang merupakan metode dengan menggunakan cawan petri.
Sedangkan untuk metode yang menggunakan tabung reaksi adalah metode tuang Untuk metode tuang  digunakan pada medium tegak dengan menggunakan pipet tetes. NA dan PDA adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. PDA(potato dekstro agar)dan NA (Nutrien Agar) mempunyai komposisi zat yang hampir sama. Yang membedakan PDA dengan NA adalah adanya agar, pada NA digunakan agar sebagai pemadat. Kedua medium ini biasanya digunakan untuk membiakkan bakteri karena mengandung pepton sebagai sumber N2, dan kaldu yang mengandung garam-garam mineral
            Pada inokulasi bakteri dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan metode agar tegak dan metode agar miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan Petri dengan menggunakan medium NA serta menggunakan medium cair yaitu PDA Pada metode agar tegak, inokulasi menggunakan medium NA yang telah dipadatkan dengan posisi tegak dalam tabung reaksi.. Pada metode tuangg inokulasi menggunakan medium NA yang telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring.
.           Pada percobaan bakteri harus disuspensikan terlebih dahulu sebab bakteri sulit larut dalam air sehingga harus disuspensikan. Lagi pula sangat sulit untuk memipet bakteri jika dalam bentuk padat. Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis dimaksudkan agar kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dapat dicegah semaksimal mungkin. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan pipet tetes yang steril dengan membalik cawan Petri.
Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses isolasi dan inokulasi tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba.pada proses isolasi dan inokulasi dengan menggunakan metode tuang,larutan yang berada pada cawan petri itu di masukkan ke dalam oven dengan suhu 27 derajat celcius agar pertumbuhan mikroorganisme itu dapat tumbuh dengan baik dan sempurna.sehingga kita dapat mempelajari semua aktivitas mikroorganisme.
BAB V
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini,kita dapat simpulkan bahwa proses isolasi dan inokulasi dengan menggunakan metode tuang,kita harus berhati-hati dalam melakukan praktikum ini,agar alat yang kita gunakan tidak terkontaminasi dengan mikroba di sekitarnya.apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan mikroba yang kita tumbuhkan akan bertambah banyak sehingga kita tidak dapat lagi menghitung jumlah mikroba yang ada pada cawan, serta kita dapat mengetahui bagaimana proses pertumbuhan mikroorganisme dengan suhu 27 derajat celcius di dalam oven.
5.1 Saran
Adapun yang menjadi saran penulis yaitu untuk praktikum akan datang   di harapkan kepada paraktikan agar lebih memperhatikan bagaimana tata cara proses isolasi dan inokulasi serta menjaga alat tetap steril dalam hal ini tidak terkontaminasi dengan mikroba lain.
DAFTAR PUSTAKA
Baedah Madjid, I, Sp.MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi I. Universitas
                                                Hasanudin makasar
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI: Jakarta.
Minasari. 2001. Mikrobiologi Umum. USU-Press. Medan
Irianto Koes, Drs. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama
                                Widya Bandung
Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusli, S.Si, M.Si, Apt. 2010. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar.
                                        Universitas muslim Indonesia makasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar