Rabu, 12 September 2012

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU ( PENGUJIAN MUTU BIJI KOPI BERDASARKAN SNI 01-2907-2008)


Laporan



HASIL PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU
( PENGUJIAN MUTU BIJI KOPI BERDASARKAN SNI 01-2907-2008)

DI SUSUN
OLEH :
NAMA       : mukholiq
NIM            : 612 309 020

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU – ILMU PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
PRODI D III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
2010



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
       1.1 Latar Belakang Praktikum...............................................................................
       1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................
       3. 1 Waktu danTempat..........................................................................................
3. 2 Alat dan Bahan................................................................................................
3. 3 Prosedur Kerja.................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
DOKUMENTASI.......................................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Praktikum
`           Tanaman Kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi dipasaran dunia, disamping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan. Kopi ditanam hampir di setiap negara tropis. Amerika Selatan dan Amerika Tengah merupakan penghasil kopi terbesar. Di bagian bumi sebelah barat, produksi kopi menguasai 2/3 produksi dunia dengan Brasil menghasilkan hampir 31%. Colombia, Meksiko, Costarika, Ekuador dan Venesuela merupakan penghasil kopi di belahan bumi sebelah Barat. Sedangkan di belahan bumi timur, penghasil kopi adalah India, Indonesia, Vietnam, Angola, Belgia, Kongo, Ethiopia, Afrika Barat, Perancis, Kenya, Madagaskar,Rwanda,Burundi,TanyaikadanUganda.Di Indonesia, berdasarkan data tahun 1993, pasokan produksi terbesar dari Lampung, yaitu mencapai 106.591 ton (21%), sedangkan pemasok kedua terbesar adalah Sumatera Selatan dengan 90.783 ton (18%), dan yang ketiga adalah Sumatera Utara dengan 56.122 (11%). Kopi merupakan salah satu dari bahan minuman yang tidak mengandung alkohol dan disenangi oleh banyak orang.Ditinjau dari segi medis: dapat merangsang pernapasan, kegiatan perut dan ginjal; membantu asimilasi dan pencernaan makanan; menurunkan sirkulasi darah di otak; menenangkan perasaan mental yang berkepanjangan, badan yang letih dan melapangkan dada; sebagai obat penolong diare; pencegah muntah sesudah operasi. Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di pasaran dunia, sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.
Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus.
Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara Timur Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel (Turki) lebih kurang pada tahun 1550. Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa, yakni di Venesia. Sedangkan di Inggris pemakaian kopi baru pada tahun 1650. Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di dunia Barat. Walaupun asal kopi itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi. Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun dapat disedu dengan air panas.
Kopi meruapakan minuman yang dikenal sebagai psikosstimulant dan masih banyak kontrofersial dari efek kopi yang dapat menyebabkan kerusakn pada hepar atau mencegah kerusakn hepar. Hepar merupakan tempat dimana obat dan bahan toksik lain dimetabolisme termasuk kopi, namun demikian be;um adanya penelitian yang mengkaji secara khusus pengaruh kopi terhdap gambaran histology organ hepar. Kopi pertama kali dikonsumsi pada abad ke-9 di Ethiopia. Saat ini kopi meruapakan minimum yang masih difavoritkan  dan dikonsumsi oleh sebagian masyarakat diseluruh dunia dalam berbagai kesempatan, bahakn menjadi salah satu menu utama dalam perjamuan resmi.
Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulan yang akan menyebabkan orang akan terjaga , mengurangi kelelahan, dan membuat perasan menjadi lebih bahagia. Oleh karena itu, tidak mengherankan diseluruh dunia kopi menjadi minuman favorit, terutama bagi kaum pria.
Dengan demikian telah di jelaskan sebelumnya, dilaukanlah pengujian mutu kopi. Berdasarkaan ketetapan Standar Nasional Indonesia( SNI ) biji kopi. pengujian mutu kopi yaitu berasal dari daerah Gorontalo itu sendirii, bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya manipulasi mutu kopi di pasaran, terutama pencampuran atau pengoplosan anatar kualitas atau antar varietas.


1.2  Tujuan Praktikum
  1. Untuk  mengetahui mutu kopid iwilayah Gorontalo.
  2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai mutu kopi berdasarkan SNI.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta.Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler). ( Add comment Juli 11th, 2009 )
Kopi berasal dari biji tanaman kopi yang termasuk dalam famli rubiaceae. Berdasarakn bijinya, kopi ternasuk dalam tanaman dicotyle. akan tetapi, 5%-!0% bebiji tunggal dan disebut peaberries. Buah kopi berbentuk oval, panjangnya kira-kira 1,5 cm. buah yang belum matang berwarna hijau. Berwarna kuning ketika mulai matang, dan berwarna merah tua ketika sudah matang. Terdapat dua spesies utama dari tanaman kopi, yaiyu arabika da kopi robusta. Kopi arabiaka merupakan spesies yang paling banyak di budidayakan dan dikonsumsi. Produksi kopi arabiak dunia sekitar tiga perempat produksi kopi dunia. Kopi robusat memili rasa yang lebih pahit dan kandungan kafein lebih tinggi. Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serata dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam kopi adalah kafein (1,3,7-trimethyilxanthine). Kafin merupakan Kristal xantin putih, pahit, dan larut dala air. Terlalu banyak kafeina dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafeina). Antara gejala penyakit ini ialah keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg Universitas Sumatera Utara kafeina yang diambil. Jika lebih dari 1g kafeina dikonsumsi dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung)m dan gejolak psikomotor (psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan. Walaupun masih aman bagi manusia, kafeina, teofilina, dan teobromina (pada kakao) lebih meracun bagi sebagian hewan, seperti kucing dan anjing karena perbedaan dari segi metabolisme hati Kafein berbentuk kristal panjang, berwarna putih seperti sutra dan rasanya pahit. Di dalam biji kopi kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan aroma. Rumus bangun kafein dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: (1,3,7 Trimethyl xantine) Gambar 1. Rumus bangun Kafein (Sumber: Wikipedia, 2009c).
Kadar kafein yang terdapat pada kopi Robusta sedikit lebih tinggi disbanding kopi Arabika. Sebaliknya jenis Arabika lebih banyak mengandung zat gula dan minyak atsiri. Dinegara-negara konsumen ramuan minuman kopi ini biasanya dihidangkan dalam bentuk hasil blending kopi Robusta dan Arabika Universitas Sumatera Utara Kopi bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang paling sederhana. Dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian dihancurkan dan dikemas, pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedagang pengecer, industri kecil dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani bias any hanya dilakukan secara tradisional dan alat-alat sederhana. Pembutan kopi bubuk bisa dibagi ke tahap yaitu penyangraian tahap dan penggilingan (Najiyati dan Danarti, 1997). Pada saat ini penyebaran tanaman kopi Robusta di Indonesia lebih dari 95%, sedang selebihnya adalah kopi Arabika dan jenis lainnya. Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar, namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan. Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (AAK, 1988).
Perkembangan pasar kopi dunia sejak sebelum tahun 1960 hingga kini selalu disertai gejolak-gejolak naik atau menurunnya penawaran dan permintaan yang menyebabkan naik turunnya harga kopi di pasar duna secara tajam. Pengaturan perdagangan kopi dunia melalui kerjasama multilateral antar Negara- negara produsen dan konsumen kopi diberlakukan sejak tahun 1962, yang mengendalikan perdagangan kopi dunia melalui persetujuan kopi Internasional. Kuota ekspor kopi diberlakuakn untuk menjaga keseimbangan ekspor-impor kopi Universitas Sumatera Utara dengan tujuan memantapkan tingkat harga kopi di pasaran internasional pada taraf yang telah disepakati bersama (Siswoputranto, 1992).
Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi tetapi yag sering dibudidayakan hanya kopi Robusta, Arabika dan Liberika. Penggolongan kopi tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya, kecuali Robusta. Kopi Robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 1997). Pada prinsipnya pengolahan kopi secara basah, karena dalam prosesnya banyak menggunakan air. Mutu kopi yang dihasilkan cara ini pada umumnya baik dan prosesnya cepat. Cara pengolahan kopi basah dapat dilkaukan dengan cara tradisional dan modern (Setyohadi, 2007).
Pengolahan basah dimulai dengan proses pemanenan yang baik, dimana pada pengolahan ini dipastikan biji kopi yang digunakan adalah biji kopi yang telah benar-benar matang, kemudian dibersihkan dan dibuang daging buah serta kulitnya lalu difermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan cara merendam menggunakan selama air kurang lebih jam 72 (Clarke dan Macrae, 1985).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1  Waktu dan Tempat
 Waktu pelaksanaan praktikum pukul 09.00 pagi,hari kamis tanggal 24 maret  tahun 2011 bertempat diruangan laboratorium teknologi pertanian.

3.2  Alat dan Bahan
Bahan :
-          kopi
Alat :
-           Wadah
-          Timbangan
-          Sendok
-          Aluminium foil  


3.3  Prosedur Kerja

-          Menimbang kopi yang sudah disiapkan pada timbangan sebanyak ± 300 gram
-          Pengklasifikasian beras yang telah ditimbang berdasarkan komponen mutu SNI, yaitu biji hitam, biji hitam sebagian, biji hitam pecah, kopi gelondong, biji cokelat, kulit kopi ukuran besar, kulit kopi ukuran sedang, kulit kopi ukuran kecil, biji berkulit tanduk, kulit tanduk ukuran besar, kulit tanduk ukuran sedang, kulit tanduk ukuran kecil, biji pecah, biji muda, biji berlubang satu, biji berlubang lebih dari satu, biji bertutul – tutul, ranting, tanah atau batu berukuran besar, ranting, tanah atau batu berukuran sedang, ranting, tanah atau batu berukuran kecil.


BAB IV
 PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum Pengujian mutu Biji Kopi berdasrkan nilai cacat diperoleh disajikan dalam tabel berikut :
No.
Jenis Cacat
Nilai Cacat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Biji hitam
Biji hitam sebagian
Biji hitam pecah
Kopi gelondong
Biji coklat
Kulit kopi ukuran besar
Kulit kopi ukuran sedang
Kulit kopi ukuran kecil
Biji berkulit tanduk
Kulit tanduk ukuran besar
Kulit tanduk ukuran sedang
Kulit tanduk ukuran kecil
Biji pecah
Biji muda
Biji berlubang satu
Biji berlubang lebih dari satu
Biji bertutul – tutul
Ranting, tanah atau batu berukuran besar
Ranting, tanah atau batu berukuran sedang
Ranting, tanah atau batu berukuran kecil
48
29
86
291
136,5
-
-
-
-
-
-
-
57,2
-
23
-
-
-
-
-
Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara Timur Tengah.
Pada praktikum pengujian mutu kopi ini terlebih dahulu disediakan kopi sebanyak 1 kg kopi biji, kemudian kopi biji yang diambil sebagai contoh sesuai SNI 19-0428-1998 sebanyak 300 gram di ambil dari 1 kg kopi yang ada, setelah siap 300 gram kopi biji, maka dilakukanlah pengujian mutu kopi berdasarkan SNI, oleh karenanya kami mahasiswa melakukan praktikum pengujian terhadap mutu biji kopi berdasarkan SNI dengan berbagai macam spesifikasi biji kopi yang di ditetapkan berdasarkan SNI, dimana kopi yang digunakan dalam praktikum ini adalah kopi yang beredar di pasar Gorontalo kopi sebanyak 300 gram dipilihl jenis cacatnya, setelah semua nilai cacat dengan berbagai macam jenis cacat didapat hasilnya maka di lakukan pengolahan data dai dapat jumlah nilai cacatnya lebih dari 1000. Sehingga kopi dapat di katakana tidak sesuai debgan pengujian standar atau sering di sebut off grade, sehingga kopi yang di jual di pasar Gorontalo ternyata belum memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI. Kopi ini dapat di katakana tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun sudah dilakukan pengujian mutu kopi berdasarkan SNI, masih banyak biji kopi yang cacat fisik.
Berdasarkan system nilai cacat syarat mutu kopi  robusta dan arabika menurut SNI yaitu :
1.      Mutu 1 syarat jumlah nilai cacat maksimum adalah 11
2.      Mutu 2 syarat jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25
3.      Mutu 3 syarat jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44
4.      Mutu 4 syarat jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60
5.      Mutu 4b syarat jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80
6.      Mutu 5 syarat jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150
7.      Mutu 6 syarat jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225.
Angka – angka syarat jumlah nilai cacat sangat jauh berbeda dengan dengan hasil pengolahan dari nilai cacat kopi di Gorontalo, sehingga belum termasuk pada kategori mutu beras atau masih dalm tahap kopi off grade, hal ini menyebabkan kopi yang ada di daerah gorontalo belum masuk dalam Standar Nasinal Indonesia ( SNI)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
Setelah melakuakan praktikum dengan biji kopi yang di jadiakan sebagai pengujian mutu kopi, diproleh bahwa 300 gram dari 1 kg kopi biji yang telah di sediakan yang berasal dari pasar sentral Gorontalo, dengan diuji mutu kopi tersebut berdasarkan  nilai cacatnya tidak masuk pada syarat mutu yang telah ditetapkan oleh SNI atau kopi biji yang di jual di pasar Gorontalo adalah off grade masih belum memenuhi mutu yang di standar mutu nasional. sehingga kopi yang di jual di pasar Gorontalo ternyata belum memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI.
5. 2 Saran
Adapun saran penyusun, diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memperhatikan proses jalannya praktikum dalam mengklasifikasikan komponen biji kopi, agar tidak mengalami kebingungan dalm penyusunan laporan.


DAFTAR PUSTAKA
Agus Setyono., Agus Guswara., Eko Suwangsa., Sutrisno., Suismono., Entis Sutisna., Sudir dan S. Joni Munarso. 2003. Laporan Akhir Tahun Penelitian Skala Pilot Produksi Beras Bersertifikat. Balai Penelitian Tanaman Padi - Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.
Balai Penelitian Pasca Panen Pertanian .2003. Pengembangan Model Sistem Agroindustri Terpadu. Bagian Proyek Pengembangan Teknologi Pascapanen, Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.
Food and Agriculture of Organization. 2005. Rice : Milling. Dalam http://www.fao.org/
Indiaagronet. 2005. Paddy Drying. Dalam http://www.indiaagronet.com/
Keputusan Bersama Direktur Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia dan Kepala Badan Urusan Logistik.. 2003. Persyaratan Kualitas Gabah/Beras Untuk Pengadaan Dalam Negeri Tahun 2003. Dalam http://www.bulog.go.id/
Mochammad Ismail dan Endro Wahju Tjahjono. 2001. Prospek Pengering Gabah Tipe Portable Batch Dryer Skala Industri Perdesaan. Majalah Ilmiah : Pengkajian Industri. Edisi No. 15. Dalam http://www.iptek.net.id/
Soemardi. 1982. Produksi, Rendemen dan Mutu Gabah/Beras Hasil Panen Petani. Laporan Kemajuan Seri Teknologi Pasca Panen No. 15 (Padi). BPTP Bogor Sub BPTP Karawang.
Soemardi dan Ridwan Thahir. 1991. Penanganan Pascapanen Padi. Dalam Edi Soenardjo, Djoko S. Damardjati, dan Mahyuddin Syam (Ed.) Padi, Buku 3. Balitbang Pertanian, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Suparyono dan Agus Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Vincent Gaspersz. 1991. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung.

















DOKUMENTASI











Tidak ada komentar:

Posting Komentar